Seorang korban yang mengalami sendiri detik-detik kejadian bom bunuh diri
itu, Ibu Ferriana mengatakan bahwa beberapa hari sebelum peristiwa itu
mengakui mempunyai firasat dan mendengar sesuatu. “Ada seperti bisikan,
beritahu anakmu, saudaramu atau siapapun yang bisa kamu jangkau, akan
terjadi sesuatu,” ungkapnya.
Salah satunya juga dirasakan keluarga
bapak Sugianto yang kedua anaknya menjadi korban, dan satu diantaranya
bernama Delviana Alevita mengalami luka yang cukup serius hingga membuat
kepalanya mendapatkan 40 jahitan. Mereka menceritakan apa yang
sesungguhnya terjadi pada hari Minggu yang cerah tersebut.
Pada
pagi hari sebelum kejadian, suasana digereja berjalan seperti biasanya
tanpa ada sesuatu yang janggal. Sesudah ibadah selesai pun suasana masih
kondusif. Masih banyak yang bersalaman dan bertegur sapa. Dan beberapa
saat kemudian ledakan bom itupun terjadi. Pemicunya adalah seorang lelaki yang menyalakan tombol picu peledak.
Seketika itupula, setiap orang yang dekat dengan pembom
bunh diri itu langsung terkapar dan berjatuhan. Ledakan tersebut cukup
mengagetkan warga sekitar. “Begitu saya sadar, saya membalikan tubuh.
Saya melihat lelaki telentang dibelakang saya persis. Sekujur tangan
saya berdarah semua,” ujar ibu Ferianna.
“Enggak
tau kenapa aku udah jatuh tersandar gitu, melihat keatas putih semua,
liat bajuku kok kotor berdarah, semua histeris, kakak histeris, tapi aku
diam aja. Aku merasa dingin, tiba-tiba aku liat lampu dan engga sadar
apa-apa,” ungkap Delviana Alevita.
Bom bunuh diri
ini benar-benar menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi setiap orang
atauapun jemaat gereja tersebut. Terutama pengurus gereja yang merasa
selama ini tidak mempunyai konflik ataupun hubungan tidak mengenakan
dengan warga sekitar.
“65
tahun gereja itu berdiri, kita tidak pernah mempunyai konflik dengan
masyarakat sekitar. Terus gereja ini sampai saat inipun tidak ada
masalah, jadi ketika itu terjadi kita semua bertanya-tanya ada apa semua
ini, terkejut aja begitu.” Jelas William, seorang pembimbing gereja.
Akibat
ledakan tersebut, ibu Ferriana mengalami luka robek di perut akibat
tertembus lempengan panas. Usus halus berikut kandung kemihnya terluka.
Luka tersbut membuat lubang menganga dengan ukuran 2x5 dan harus
mengalami operasi. Begitupun dengan Delviana Alevita yang kepalanya
tertembus tiga mur yang bersarang diotaknya. Hingga 40 jahitan harus
menghiasi kulit kepalanya.
Ungkapan syukur pun dipanjatkan oleh para korban dan keluarga
ini terhadap kesembuhan yang terjadi setelah kejadian. “Kenapa ribuan
jemaat, kenapa yang kenas salah satunya saya. Anehnya lagi yg ngebom tuh dari belakang saya. Kenapa gak kaki atau tangan aja yang kena,” kata ibu Ferianna.
Rentang
beberapa hari setelah kejadian tersebut, jemaat gereja dan warga
sekitar berinisiatif mengadakan sebuah doa bagi kedamaian. “Empat puluh
yang terluka hanya 14 yang rawat inap dan tidak ada korban jiwa itu
merupakan mukjizat bagi saya. Hal-hal seperti ini yang terlihat kasih kita. Ketika saat kita menderita itu sebenernya kita memiliki kapasitas hati yang lebih luas untuk mengasihi,” tutup William.
sumber: jawaban.com
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda untuk artikel terkait